Aku terkenang....
saat masih kos di Surabaya,
tiap pagi sudah buru-buru mandi, berdandan cantik, menunggu jemputan Sang Koki Tampanku.
Lalu mampir pasar, kadang juga ke pasar ikan.
Beli belut, lele, atau udang.
Kadang juga cukup beli tahu atau tempe,
lalu tauge, kembang kol, atau kangkung.
Di kontrakannya seringkali selalu sama saja pemandangannya.
Seorang teman yang masih tertidur di depan komputer dengan rambut awut-awutan,
seorang abang yang sudah mandi dan rapi sedang sibuk berbenah di belakang,
terkadang pacar si abang juga ikut menemani bercengkrama atau menonton tivi.
Dan barang-barang tak tertata di depan tivi.
Tugasku seringkali sama juga tiap kali berkunjung..
Mencari-cari gelas atau piring kotor bekas para lelaki yang belum tercuci,
mencucinya, lalu membantu Sang Koki mencuci beras.
Tugasku sebagai asisten koki biasanya tetap saja,
tak jauh dari menyiapkan bawang merah, bawang putih, cabai.
Mengupasnya, mengirisnya.
Kadang mencuci sayuran.
Setelah siap, dan sang Koki sudah selesai memasak nasi,
aku jadi penonton, dia beraksi.
Aku berdiri saja di sampingnya, melihatnya mengolah makanan,
aku pun harus sigap apabila dia butuh piring, air, atau sekedar menyeka keringatnya
yang selalu membanjir tiap masak.
Dan akhirnya, WALA..!!
jadilah masakan-masakan sedap yang seringkali kunamai sendiri :
ORAK ARIK TAHU KECAP
TUMIS KEMBANG KOL UDANG
AYAM TAHU TERIYAKI
AYAM KUAH KUNING
TEMPE SAYUR PINDANG
dan lain-lain
Signature dish-nya adalah : SAMBEL.
Seringkali malu karena aku wanita tak bisa memasak sesuatu untuknya
ha ha ha
Hmmm........rindu masak berdua dengan Sang Koki Tampan......
^_^
ceritanya bagus...
BalasHapusnama-nama masakannya asli buatan sendiri atau emang udah ada dimenu tuh?? hee
heheheh trimakasih........
Hapusoriginal karanganku sendiri tuh bang namanya....!! :D
Wah mbak blognya unik nie...... lucu mbak...... :D
BalasHapusterimakasih.. :)
Hapussering2 berkunjung ya???