Rabu, 10 Agustus 2016

Komunitas GeniUs

GeniUs. Generasi Jenius.

Ya, itulah nama yang kami pilih untuk proyek komunitas kami. Kami -aku, Putri, dan Toni- tanggal 29 Juli 2016 kemarin mulai bertemu untuk membuat rancangan awal. Penggagas komunitas ini adalah Toni Purwanto, temen kuliah yang rajin banget dulu di kelas. Selevel lah dengan Putri Sarihati yang selalu idealis dan maksimal ngerjain sesuatu, bahkan bela-belain naik turun gunung buat nyelesain skripsinya dulu. Entah setan mana yang membujuk Pu (panggilan sayangku buat si Putri) untuk mengajakku bergabung di komunitas ini. Padahal aku mah apa atuh..., cuma secuil tahu di pucuk cabe :P

Si Toni yang selama ini bersentuhan dengan dunia home-schooling bertarif mahal, punya cita-cita ingin bikin home-schooling juga tapi dengan tarif normal dan dengan metode yang tidak biasa. Aku yang selama dua tahun ini bekerja berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain, yang pada akhirnya didepak karena sekolah merasa mata pelajaran sosial dan kewaraganegaraan tidak perlu terlalu intens diberikan ke siswa, merasa se-ide dengan Toni dan Pu.


Kemuakan kami pada paradigma pendidikan selama ini yang menganggap bahwa pelajran eksak itu WAJIB dan PENTING, yang seolah menyamaratakan kemampuan siswa dan menjejalkan itu semua kepada siswa yang notabenenya adalah pribadi-pribadi unik yang tidak semuanya suka dengan pelajaran eksak, membuat kami berkhayal membuat sebuah wadah pendidikan dimana siswa belajar dengan mata pelajaran pilihan yang mereka senangi, yang mereka pilih sendiri. Berkhayal membuat wadah pendidikan dimana siswa belajar dengan bahagia dan tawa, mengembangkan bakat unik bawaan mereka, bukan mematikan kemampuan dengan menu pelajaran yang pakem. Kami membayangkan  anak-anak yang serius menekuni kanvas dan cat lukis mereka; anak-anak yang mencoba mempraktekkan sains dari buku-buku yang mereka baca; anak-anak yang bersemangat menyanyi, menari, bermain musik dengan indah; anak-anak yang romantis berpuisi dan menulis sastra mengolah bahasa; anak-anak yang penasaran dengan dunia hewan dan berminat mengembangbiakkannya; anak-anak yang dengan kasih-sayang merawat benih-benih tanaman yang mereka tumbuhkan; anak-anak berjiwa enterpreneur.

Selama ini, ketika anak tidak pandai di salah satu mata pelajaran, guru dan orangtua cenderung memberikan perhatian lebih terhadap lemahnya anak menerima pelajaran itu, hingga diberikan pelajaran tambahan dan les di luar sekolah. Kenapa kita tidak coba mencari di pelajaran apa anak itu unggul? karena sebenarnya disitulah potensi alami anak. Anggaplah si Fulan nilai Prakaryanya 80, sedangkan Matematika nilainya 45. Ketika si Fulan diberikan pelajaran Matematika tambahan, nilainya jadi 70; Prakaryanya apa kabar? tetap dengan nilai 80. Tidak akan ada yang menonjol. Coba kalau kita fokus pada kemampuan Prakaryanya, asah lagi di Prakaryanya, bisa jadi dia akan jadi maestro di bidangnya.

Maka, inilah coretan awal kami :


Tapi, Ton.. Pu... tahukah kalian bahwa sebenar-benarnya aku ragu? Bukan pada proyek kita, tapi aku ragu pada kemampuanku. Serius. Aku merasa tak mampu menjajari langkah kalian, merasa tak mampu sepanas bara semangat kalian. Merasa tidak akan bisa menjalankan tugas sesuai bagian.

Aku bukan wanita mandiri. Kemana-mana harus bersama suami, bertindakpun menunggu suami. Bukan pula orang yang luwes menghadapi orang-orang baru, bukan pula orang yang suka belajar. Moody, cuma mau gerak kalau lagi ingin. Kebiasan juga anget-anget tahi ayam, cuma semangat di awal.

Karena itulah, aku sempat bilang lebih baik aku mundur dari jajaran utama. Ijinkan aku membantu seadanya, tanpa label pembagian tugas yang pasti. Lebih baik rekrut orang lain yang lebih mumpuni dan berambisi. Aku serius dengan yang kukatakan saaat itu, karena aku tahu siapa diriku.

Yaa...., kita lihat saja nanti. Apakah akhirnya aku tertinggal di tangga terbawah proyek ini, atau berjalan-jalan di eskalator yang sama dengan kalian. Tapi, aku tetap se-ide, tetap se-visi, meski tak se-bara. Maafkan.

Semoga semakin banyak yang se-visi dengan kita, bergabung dengan komunitas kita, dan bersama-sama mau membangun proyek GeniUs ini. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo..., commenters.. matur ingkang sae ngggih??