Kamis, 08 Agustus 2013

Rinduku Seiring Gema Takbir Tahun Ini..

1 Syawal 1434 Hijriyah..

Ada yang beda di lebaran tahun ini.

Aku tak lagi sendiri, sudah ada imam baru yang wajib ku sungkemi besok, yaitu suamiku.

Baru kali ini lebaran pertamaku di perantauan, di Surabaya, tenggelam di antara seruan takbir di masjid-masjid sekitar, merindukan kampung halaman.
Belum bisa mudik, karena suami masih bekerja di malam takbir ini, besok pagi baru bertolak ke kampung halaman suami di Lamongan.


Lebaran kali ini mungkin tak bisa kusungkemi bapak-ibuk, juga bersalaman dengan adekku.
Mungkin tak pulang, meski kuakui aku rindu pulang.
Rindu sungkem.
Tapi lebih baik tak pulang bila pulangku hanya membangkitkan marah dan rasa benci ibuk.
Aku kenal betul watak ibuk; kejadian seminggu yang lalu pasti masih membekas hebat di pikiran dan hatinya.

Tak mungkin aku mencemari Hari Suci ini dengan membangkitkan lagi rasa benci itu.
Biarlah, aku pendam rindu, daripada harus melihat lagi wajah sendu bapak yang melihat sikap dingin ibuk atas anak perempuannya.
Tak sanggup lagi jika harus melihat bapak sedih..

Bapak,
anakmu wedok sungkem dari jauh saja ya??
Tak bisa bersimpuh langsung di lututmu..

Adek,
mbakmu cuma bisa minta maaf dari jauh..
maaf belum bisa membawakan tas yang mbak janjikan

Ibuk,
bagaimanapun anak yang tetap salah..
cuma bisa memohon ampun dari jauh bila pulangku tak berkenan di hatimu


Besok pagi, akan ku telepon ibuk, biarpun mungkin suara dan sambutan dingin yang akan kuterima.
Sekedar pelepas rasa bersalah..


Ya Allah, Ya Rob..
Kau yang tahu bagaimana aku di Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini..
Menenggelamkan diri bersama tangis di kamar kosan seiring rindu yang bersanding gema-gema takbir itu..
Ketika ampun manusia tak mungkin ku pinta satu-satu, hanya Ampun-Mu yang kuharap jadi penyembuh..


Selamat Idul Fitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo..., commenters.. matur ingkang sae ngggih??