Selasa, 22 Mei 2012

"Bediding" De-Javu

Pagi ini saat kubangun, anginnya dingiiin sekali............ 
Dingin, tapi berasa kering. Hm...sepertinya inilah hari pertama awal musim peralihan, pancaroba. Angin seperti itu dinamakan "bediding" di daerahku yang ndeso ini. Artinya angin yang terasa dingin menusuk, kering, dan di-judge sebagai angin pembawa penyakit.

Penyakit?? Jangan lah berfikir yang mistik dulu, kawan.... Pada masa angin kering dan kencang seperti ini, memang banyak banget di daerahku yang kena batuk-pilek. Badan jadi meriang, bibir pecah-pecah, dan susah buang aer besar (yang terakhir apa hubungannya?????)

Tapi, angin seperti ini selalu membawa kenangan itu kepadaku. Seperti sebuah de-javu.........


"Bediding" selalu identik di fikiranku dengan suasana gunung. Setiap kali desirannya merayapi bulu-bulu di tanganku, aku ingat masa perkemahan pertamaku. Kelas 1 SMP. Waktu kelas 1 SMP wajib ikut Pramuka. Akhir tahun, aku lupa bulan apa, sekolah mengadakan kemah ke luar sekolah. Waktu itu diputuskan tempatnya di sebuah SD kecil di Sawahan (sebuah desa di lereng Gunung Wilis) sana, aku sendiri lupa SD mana. Itu pertama kalinya aku tidur bukan di dalam kamar yang hangat, tapi hanya beratap kain tenda, beralas tikar mendong. Semuanya serba asing bagiku. Angin dinginnya baik pagi, siang, atau malam... Makan bersamanya, tidur untel-untelan di dalam tenda, semuanya...... Dan aku sadar, aku suka semua rasa ini.. Aku suka perkemahan... Aku suka Pramuka. Inilah akhirnya yang membawaku semakin jauh dalam kegiatan Pramuka di sekolah, di tiap jenjang pendidikan yang aku lalui.

Maka, setiap kali angin seperti ini datang, desirannya mirip benar dengan angin gunung pertamaku........


Angin "bediding" boleh jadi angin pembawa penyakit buat orang lain, tapi bagiku angin pembawa kenangan...

De- javu................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo..., commenters.. matur ingkang sae ngggih??