Hm..., secara tiba-tiba saya menuliskan sesuatu yang serius seperti ini dengan bahasa Indonesia yang baku pula. Hal ini karena ada seseorang dari negara yang jauh (melalui percakapan di jejaring sosial) menyatakan keheranannya ketika saya mengatakan akan sholat tahajud. Dia berkata, " Mohon maaf saudari, saya merasa sangat aneh mengetahui anda harus berdoa di waktu yang sudah sangat malam seperti ini. Bukannya saya ingin menyinggung keagamaan anda, tetapi anda adalah penulis yang baik, ada baiknya anda berpikiran terbuka, tidak terbatasi oleh dogma agama". Wahai saudaraku yang jauh di sana, terima kasih telah mempertanyakan hal itu, saya sama sekali tidak akan tersinggung dengan pertanyaanmu :)
Saya memang bukan seorang muslimah yang taat. Seringkali dosa besar saya lakukan. Tapi satu hal, saya tetap percaya bahwa agama saya adalah benar dan tidak menjadi penghalang untuk saya. Saya tetap bisa menulis dengan bebas meskipun saya memiliki agama yang sudah melekat sejak lahir. Apa hubungannya beragama dengan kebebasan menulis??
Namun, jujur saja, setelah saya mendapat pertanyaan seperti itu, ada pertanyaan pula yang muncul menggelitik hati saya, " Kenapa selama ini saya tidak pernah mencari tahu bukti bahwa agama yang saya pegang ini benar?" Oleh karena itulah saya mencari di mesin pencari, yaitu Google mengenai kebenaran agama Islam. Dan sedikit hasilnya bisa anda klik disini : kebenaran alquran mengenai mayat fir'aun
Hmm...., setiap orang pasti punya sisi primordialisme dan fanasitisme dalam diri mereka. Oleh karena itu saya bertanya, cukupkah saya hanya mencari mengenai kebenaran Islam tanpa mencoba memposisikan diri saya sebagai agama lain? Karena itu, dengan bismillah saya mencoba mencari di Google mengenai kebenaran agama-agama lain. Apa hasilnya? penjelasan-penjelasan yang saya temui tidak masuk akal di pikiran saya. Atau karena saya tidak pernah mempelajari agama lain maka saya tidak mengerti penjelasan mereka? Entahlah.... Saya tidak ingin pula mencantumkan link dari hasil pencarian saya mengenai kebenaran agama lain, karena saya tidak mau dan tidak suka terjadi perdebatan ekstrem mengenai perbedaan beragama.
Karena agama adalah prinsip dan hak setiap orang, maka bagi saya tidaklah pantas saling berdebat mengenai kebenaran agama masing-masing dan mencaci agama lain. Lebih baik anda mempertebal keyakinan anda sendiri mengenai agama/keyakinan yang anda anut, daripada memaksakan kebenaran itu kepada orang lain yang punya keyakinan sendiri. Bila memang takdir akhirnya seseorang itu mengikuti keyakinan anda, maka kebenaran itu akan datang dengan sendirinya.
Maka sangat disayangkan bila ada beberapa umat Islam yang bertindak anarkis mengatasnamakan Allah dan agama-Nya. Ada baiknya orang-orang yang berpandangan anarkis seperti itu menonton film My Name is Shahruk Khan.
Di dalam Islam pun jelas, "Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku". Dan luas-tidaknya pandangan seseorang tidak ditentukan oleh keyakinan yang dianutnya. Entah itu Islam, Kristen, Khatolik, Budha, Hindu, Khonghucu, Shinto, atau Atheis bukan faktor penentu intelektualitas dan pengetahuan serta keterbukaan seseorang akan suatu hal, tetapi lebih kepada faktor manusia dan diri pribadinya sendiri mengenai bagaimana dia menyikapi sesuatu.
Dan, untuk saudaraku yang jauh disana, janganlah merasa aneh mengetahui saya sholat malam-malam. Itu adalah semacam meditasi bagi saya, yang tentu saja saya lakukan dengan cara yang merupakan anjuran dalam agama saya. Dan anda tentu tahu, bahwa meditasi adalah sarana penenangan diri dan melemaskan otot-otot yang tentu sangat baik bagi kesehatan.
Semoga artikel ini tidak menjadi kontroversi dan perdebatan, karena ini hanyalah tulisan dari seseorang yang bodoh akan segala sesuatunya ^_^
Wassalamu'alaikum.....
artikel persembahan khusus untuk Visakh
BalasHapus