Aku tak pernah lagi melihat “wajah” Tuhan..
Apakah aku jadi buta?
Aku tak pernah dengar lagi Tuhan
berbicara..
Mungkinkah aku tuli?
Tak seperti dulu ketika mataku sering menangis dalam
simpuh-simpuh panjangku;
Pun tak seperti ketika telingaku mendenging-denging
miris mendengar Al Qori’ah
didengungkan..
Kemana Tuhan pergi?
Kenapa Dia pergi?
Seperti kupu-kupu pergi meninggalkan kepompong..
(aku kepompong)
Melompong..
Kosong.
Aku terus berlari selingkar dengan jarum-jarum yang
mengitari angka-angka dalam bingkai kaca.
Di duniaku yang penuh kepulan asap berwarana merah
berbau anyir ini tak pernah lagi kulihat Tuhan menampakkan diri..
Cuma tinggal jasad-jasad fana yang menangisi tawa
gelaknya; menertawai tangis-tangis buaya.
Dan aku ikut jadi pelaku di dalamnya;
pelaku ber-Tuhan yang tak punya Tuhan.
(“Dan
adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah
neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
(Yaitu) api yang sangat panas”. QS. Al Qori’ah : 8 – 11)
Terlaknat.
11 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo..., commenters.. matur ingkang sae ngggih??