Ini tentang kejadian kecil yang kemarin aku alami pulang dari Nganjuk. Waktu dah sore, dah pengen cepet-cepet nyampe rumah, lapeeeerrr....!!!! tapi apes, 2 kali aku harus hentikan laju sepeda motor merahku karena satu warna paling terang dari 3 warna yang ada di tiang itu : merah, kuning, hijau, menyala dengan garangnya. Menurut dogma-dogma yang sudah aku terima sejak TK, bahwasanya "merah" itu artinya berhenti. Kan ada lagunya tu? " merah berhenti..., kuning jaga-jaga..., hijau baru oleh berjalan..."
Karena aku adalah warga negara yang baik (atau mungkin juga sedikit trauma ingat kejadian pas si Kakang Blacksweet pertama kali maen ke rumah ada insiden kejar-kejaran ma Pak Pol gara-gara terobos lampu merah) aku setia menunggu hingga warna hijau menyala menyejukkan mata, meski perut meronta-ronta..... Dan, sayangnya, hitungan mundur di rambu-rambu itu baru sampai angka 58!!! Oh...lamanya.....
EEEEE....... TAAAAPIIIIII......., sedang enak-enaknya menikmati musik keroncong perutku sembari menunggu si hijau, ada sepasang Mas Pol berseragam sedang bercanda-canda di atas sebuah motor, dengan santainya melenggang pergi.... Ngeeeennngggg....., diterobosnyalah si merah tadi sambil terus saja ngobrol dan bercanda di atas sebuah motor... Inocent.......
APA_APAAN ini????? Mas Pol kok malah melanggar???? Wah curiga ni aku, jangan-jangan pada kena rabun senja itu orang berdua ??? (secara suasana memang sudah mulai berangsur senja). Tak ayal, runtukku tak putus-putus dalam hati..... SIAL.... :(
APA_APAAN ini????? Mas Pol kok malah melanggar???? Wah curiga ni aku, jangan-jangan pada kena rabun senja itu orang berdua ??? (secara suasana memang sudah mulai berangsur senja). Tak ayal, runtukku tak putus-putus dalam hati..... SIAL.... :(
Ternyata masih saja ada oknum yang mengkhianati kepercayaan masyarakat di tengah-tengah usaha pencitraan yang baik.....
memang... karena nila setitik, rusak susu sebelanga
BalasHapus